banner 728x250

Aksi Seremonial Peringatan 20 Tahun Pembunuhan Munir di Kampus Udayana

  • Bagikan
banner 468x60

 

Denpasar IMINews -,Sabtu 7 September 2024 – Dalam rangka memperingati 20 tahun pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana menggelar aksi seremonial di Ruang Terbuka Hijau Kampus Udayana Sudirman, Denpasar. Aksi ini diisi dengan penyalaan lilin sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Munir dalam memperjuangkan hak asasi manusia di Indonesia.

Example 300x600

Dalam wawancara dengan Tomi Wiria, salah satu perwakilan BEM Universitas Udayana, ia menyampaikan bahwa aksi damai ini bertujuan untuk menjaga ingatan publik terhadap Munir dan perjuangannya. “Tokoh Munir adalah seorang pejuang demokrasi, pejuang hak asasi manusia, dan keadilan. Melalui acara ini, kami ingin mengingatkan kembali bahwa ada yang salah dengan keadilan di negara ini,” ujar Tomi.

Aksi yang berlangsung damai ini juga direncanakan dengan matang untuk menghindari potensi kerusuhan. Tomi menjelaskan bahwa kampanye damai dilakukan melalui media sosial dan kampanye jalanan, tanpa menimbulkan kerusakan atau bentrokan. “Kami menggunakan media sosial sebagai alat utama kampanye. Keadilan harus ditegakkan dengan rasa kemanusiaan,” tambahnya.

Aksi tersebut tidak hanya diinisiasi oleh BEM Universitas Udayana, tetapi juga melibatkan berbagai elemen mahasiswa lain, seperti aliansi mahasiswa Papua dan kelompok kolektif lainnya. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas ruang publik dalam memperingati tokoh-tokoh yang berjasa dalam perjuangan HAM di Indonesia.

Terkait dengan proses hukum kasus pembunuhan Munir, Tomi menyampaikan rasa kecewanya karena hingga kini pelaku utama pembunuhan tersebut belum diadili. “Pertanyaan yang belum terjawab hingga hari ini adalah bagaimana Munir mendapatkan keadilannya. Kita masih belum melihat adanya penuntasan kasus ini secara menyeluruh,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Tomi juga mengkritisi sikap apatis kampus terhadap acara ini. Meski pihak kampus memberikan akses tempat, namun mereka tidak menunjukkan sikap mendukung atau menolak secara langsung. “Hari ini, pihak kampus bersikap apatis, namun kami diberi izin untuk menggunakan ruang terbuka hijau untuk acara ini,” jelasnya.

Acara seremonial ini bukan merupakan akhir dari rangkaian aksi yang direncanakan oleh BEM Universitas Udayana. Tomi mengungkapkan bahwa akan ada beberapa agenda lanjutan selama bulan September yang dinamai “September Hitam”, termasuk aksi Kamisan yang akan digelar pada 12 September di Kota Denpasar.

Dengan aksi-aksi ini, BEM Universitas Udayana berharap dapat terus menyuarakan perjuangan Munir dan menuntut keadilan yang hingga kini belum terwujud.

(Red/TS)

 

banner 325x300
Penulis: YGEditor: Ts
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *